Thursday, August 14, 2008

7 Perkara Yang Menghairankan

1). Aku hairan melihat orang yang sudah tahu bahawa dia akan mati, tetapi masih ketawa.

2). Aku hairan melihat orang yang sudah tahu bahawa dunia akan binasa, tetapi masih mencintainya.

3). Aku hairan melihat orang yang sudah tahu bahawa semua perkara terjadi menurut takdir, tetapi masih bersedih kerana kehilangan sesuatu.

4).Aku hairan melihat orang yang sudah tahu bahawa di akhirat ada perhitungan, tetapi masih sibuk mengumpulkan harta.

5). Aku hairan melihat orang yang sudah kenal dengan neraka, tetapi masih melakukan dosa.

6). Aku hairan melihat orang yang sudah mengenal Allah dengan yakin, tetapi masih mengingat selainNya.

7). Aku hairan melihat orang yang sudah mengenal syaitan sebagai musuhnya, tetapi masih mahu mematuhinya.

Usman Ibn Affan r.a.

Monday, May 12, 2008

Beza RM1 & RM50

Duit seringgit telah bertemu dengan lima puluh ringgit, duit seringgit bertanya:

"Oit, lama tak nampak, mana ko pergi?"

Lima puluh menjawab "Aku pergi merata tempat. Pergi stadium tgk bola, Naik STAR Cruise, gi KK naik AirAsia, lepak One Utama, konsert AF, M'sian Idol.. tempat2 cam tuh lah. Eh, ko camner lak?"

Duit seringgit menjawab perlahan seraya menunduk,
"Hmm... biasa lah.. Balik-balik tempat yg sama…………'SURAU…., MASJID……., SURAU………"

p/s: FIKIRKANLAH

Di petik dari : raudhah.com

Monday, April 21, 2008

Jangan.... Jangan..... dan Jangannnn...


Jangan sengaja lewatkan solat.

Perbuatan ini Allah tidak suka.
Kalau tertidur lain cerita.

Jangan masuk ke bilik air tanpa memakai alas
kaki (selipar).
Takut kalau-kalau terbawa keluar najis,
mengotori seluruh rumah kita.
Jangan makan dan minum dalam
bekas yang pecah atau sumbing.
Makruh kerana ia membahayakan.

Jangan biarkan pinggan mangkuk yang telah
digunakan tidak berbasuh.
Makruh dan mewarisi kepapaan.

Jangan tidur selepas solat Subuh, nanti
rezeki mahal
(kerana berpagi-pagi itu membuka pintu
berkat).

Jangan makan tanpa membaca BISMILLAH dan doa makan.
Nanti rezeki kita dikongsi syaitan.

Jangan keluar rumah
tanpa niat untuk membuat kebaikan.
Takut-takut kita mati dalam
perjalanan.

Jangan pakai sepatu atau selipar yang
berlainan pasangan.
Makruh dan mewarisi kepapaan.

Jangan biarkan mata liar di perjalanan.
Nanti hati kita gelap
diselaputi dosa.

Jangan bergaul bebas ditempat kerja.
Banyak buruk dari baiknya.

Jangan menangguh taubat bila berbuat
dosa kerana mati boleh datang
bila-bila masa.

Jangan ego untuk meminta maaf pada
ibu bapa dan sesama manusia
kalau memang kita bersalah.

Jangan mengumpat sesama rakan
taulan. Nanti rosak persahabatan kita
hilang bahagia.

Jangan lupa bergantung kepada ALLAH
dalam setiap kerja kita. Nanti
kita sombong apabila berjaya.
Kalau gagal kecewa pula.

Jangan bakhil untuk bersedekah.
Sedekah itu memanjangkan umur
dan memurahkan rezeki kita.

Jangan banyak ketawa. Nanti mati jiwa.

Jangan biasakan berbohong, kerana ia adalah
ciri-ciri munafik dan
menghilangkan kasih orang kepada kita.

Jangan suka menganiaya manusia atau haiwan. Doa makhluk yang teraniaya
cepat dimakbulkan ALLAH.

Jangan terlalu susah hati dengan urusan dunia.
Akhirat itu lebih utama
dan hidup di sana lebih lama dan kekal selamanya.

Jangan mempertikaikan kenapa ISLAM itu berkata JANGAN.
Sebab semuanya untuk keselamatan kita.

ALLAH lebih tahu apa yang terbaik
untuk hamba ciptaanNya.

--------------------------------------------------

"Sebarkanlah ajaranku walau satu ayat pun"

(Sabda Rasulullah SAW)"

Nescaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu

dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."

Sunday, April 20, 2008

Rindunya Padamu Ya Rasulallah


Rasulullah itu adalah orang yang sangat dicintai oleh para sahabatnya, umumnya para sahabat mencintai Rasulullah Saw, walau ada sebagian sahabat yang diam-diam membenci Rasulullah. Tetapi mayoritas sahabat itu sangat mencintai Rasulullah Saw.

Pernah suatu malam Rasulullah mendengar suara beberapa orang di luar kamarnya, Rasulullah menegur: “Kenapa kalian berkumpul di sini?” lalu mereka menjawab: “Ya Rasulullah, kami tidak bisa tidur khawatir ketika kami tidur nanti, orang-orang kafir datang dan membunuhmu.” Mereka sukarela menjadi satpam Rasulullah Saw, datang sendiri, tidak dibayar. Tetapi Rasulullah Saw mengatakan, “Tidak, Allah melindungi aku, pulanglah kamu ke tempat kamu masing-masing.”
Ada seorang pedagang minyak wangi, di Madinah. Setiap kali pergi ke pasar, dia singgah dulu ke rumah Rasulullah Saw, dia tunggu sampai Rasulullah keluar. Setelah Rasulullah keluar, dia hanya mengucapkan salam lalu memandang Rasulullah saja, setelah puas dia pergi. Suatu saat setelah dia ketemu Rasululllah dia pergi, lalu tak lama kemudian balik lagi dari pasar dan dia datang kepada Rasulullah Saw dan meminta izin, “Saya ingin melihat engkau ya Rasulullah, karena saya takut tidak bisa melihat engkau setelah ini.” Dan Rasulullah mengizinkannya.

Kemudian, setelah kejadian itu Rasulullah tidak pernah melihat lagi tukang minyak wangi itu. Disuruhnya sahabatnya pergi melihat, ternyata ia sudah meninggal dunia tidak lama setelah dia pergi dari pasan dan memandang wajah Rasulullah Saw itu. Lalu kata Rasulullah Saw: “Kecintaannya kepadaku akan menyelamatkan dia di hari akhirat.”

Ada lagi seorang sahabat Rasulullah bernama Abu Ayyub Al-Anshari. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau beristirahat dahulu di pinggiran kota menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari. Rumahnya itu dua tingkat, Abu Ayyub dan istrinya di tingkat atas dan Rasulullah Saw di bawah. Pada malam hari Abu Ayub dan istrinya tidak bisa tidur karena mereka takut menggerakkan tubuhnya, semua terbujur seperti sebongkah kayu menahan dirinya untuk tidak bergerak. Mereka takut kalau bergerak, nanti debu-debu dari atas itu berjatuhan kepada Rasulullah. Setelah Rasulullah mengetahui hal itu, beliau sangat terharu lalu kepada Abu Ayub diajarkan sebuah doa sebagai penghargaan beliau atas cinta yang tulus dari Abu Ayub.

Dalam perang Uhud, ketika kaki Rasulullah terluka, ada seorang sahabat melihatnya lalu mengejar Rasulullah. Dia pegang kaki itu lalu dia bersihkan luka itu dengan jilatannya. Rasulullah kaget lalu berkata, “Lepaskan! Lepaskan!” Sahabat itu berkata: “Tidak Ya Rasulullah, aku tidak akan melepaskannya sampai luka ini kering!”

Ada lagi seorang sahabat, yang setelah Rasulullah meninggal dunia, membanggakan mulutnya yang tidak ada gigi lagi. Saat perang Uhud itu juga, Rasulullah cedera karena rantai pelindung kepalanya menusuk pipinya. Lalu seorang sahabat menarik rantai itu dengan giginya, tapi sebelum rantai itu keluar, seluruh giginya rontok. Dia bangga bahwa giginya itu berjatuhan karena membela Rasulullah yang dicintainya. Sehingga menjadi satu kebahagiaan tersendiri. Ini, sekali lagi masalah cinta, dan cinta itu selalu tidak wajar.

Ada satu contoh lagi kecintaan orang kepada Rasulullah Saw. Menjelang suatu peperangan, Rasulullah sedang membariskan pasukannya karena Rasulullah selalu merapikan barisan pasukannya. Ternyata ada seorang sahabat, mungkin karena perutnya terlalu besar, selalu perutnya itu berada di luar barisan. Kemudian Rasulullah lewat dan memukul perutnya itu agar dirapikan dengan barisan. Lalu sahabat itu memandang Rasulullah dan berkata: “Engkau diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, kenapa kau sakiti perutku?” Lalu Rasulullah turun dari kudanya, dan menyerahkan alat pemukul itu, lalu berseru: “Pukullah aku! Sebagai qishas atas kesalahanku.” Kemudian orang itu berkata: “Tapi engkau pukul langsung kepada kulit perutku.” Lalu Rasulullah segera membuka pakaiannya, tiba-tiba sahabat itu memeluk Rasulullah dan mencium perutnya. Rasulullah kaget dan berkata: “Ada apa denganmu?” Sahabat itu menjawab: “Ya Rasulullah, genderang perang sudah ditabuh, mungkin ini adalah saat terakhir perjumpaanku denganmu. Saya ingin sebelum meninggal dunia, sempat mencium perutmu yang mulia.”

Dan sahabat itu kemudian gugur di medan perang setelah mencium perut Rasulullah Saw. Rupanya ini hanya strategi dia agar bisa mencium perut Rasulullah Saw.

Kelak, setelah Rasulullah meninggal dunia, kecintaan para sahabat itu diungkapkan dengan kerinduan yang luar biasa kepada Rasulullah Saw.

Bilal yang selalu adzan semasa hidup Rasulullah tidak mau beradzan lagi setelah wafat Rasulullah karena Bilal tidak sanggup mengucapkan “Asyhadu anna Muhammad Rasululah” karena ada kata-kata Muhammad di situ. Tapi karena desakan Sayyidah Fatimah yang saat itu rindu mendengar suara adzan Bilal, dan mengingatkan beliau akan ayahnya. Bilal akhirnya dengan berat hati mau beradzan. Saat itu waktu Subuh, dan ketika Bilal sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammad Rasulullah, Bilal tidak sanggup meneruskannya, dia berhenti dan menangis terisak-isak. Dia turun dari mimbar dan minta izin pada Sayyidah Fatimah untuk tidak lagi membaca adzan karena tidak sanggup menyelesaikannya hingga akhir. Ketika Bilal berhenti saat adzan itu, seluruh Madinah berguncang karena tangisan kerinduan akan Rasulullah Saw.

Mengapa Rasulullah dirindukan atau dicintai? Itu bukan hanya karena Allah SWT membuka hati mereka untuk rindu, tetapi karena akhlak Rasulullah yang menarik kecintaan mereka. Dan akhlak itu adalah Sunnah. Sekiranya kita mencontoh akhlak beliau ini, pasti kitapun akan dicintai oleh banyak manusia. Tentu tidak oleh semua manusia, karena Rasulullah juga tidak dicintai oleh sem ua manusia, tidak dicintai oleh semua sahabat dan tidak dicintai oleh semua makhluk. Tapi sekiranya kita mempraktekkan akhlak Rasulullah itu dalam pergaulannya dengan orang banyak, pasti kitapun akan menjadi manusia, yang dicintai oleh kebanyakan umat manusia.

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kutatap wajahmu
Kan pasti mengalir air mataku
Kerna pancaran ketenanganmu

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kukucup tanganmu
Moga mengalir keberkatan dalam diriku
Untuk mengikut jejak langkahmu

Ya Rasulullah Ya Habiballah
Tak pernah kutatap wajahmu
Ya Rasulullah Ya Habiballah
Kami rindu padamu
Allahumma Solli Ala Muhammad
Ya Rabbi Solli Alaihi Wasallim ( 2X )

Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kudakap dirimu
Tiada kata yang dapat aku ucapkan
Hanya tuhan saja yang tahu

Kutahu cintamu kepada umat
Umati kutahu bimbangnya kau tentang kami
Syafaatkan kami
Alangkah indahnya hidup ini
Andai dapat kutatap wajahmu

Kan pasti mengalir air mataku
Kerna pancaran ketenanganmu
Ya Rasulullah Ya Habiballah
Terimalah kami sebagai umatmu
Ya Rasulullah Ya Habiballah
Kurniakanlah syafaatmu